Kisah Siti Masyitoh di goreng hidup-hidup bersama anak-anaknya demi mempertahankan Islam - Kajian Islam

Wednesday, May 12, 2021

Kisah Siti Masyitoh di goreng hidup-hidup bersama anak-anaknya demi mempertahankan Islam



 Bissmillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum wr wb

Saat perjalanan Isra Mi'raj di temani Malaikat Jibril AS, Nabi Muhammad Saw mencium aroma wangi yang begitu kuat hingga membuat beliau penasaran dan menanyakan kepada Malaikat Jibril As dari mana sumber aroma wangi tersebut.

Wahai Jibril harum apakah itu?

Bau harum itu berasal dari makam Masyitoh dan anak-anaknya, dia adalah wanita pengasuh putri fir'aun, jawab Malaikat Jibril.

Dia mati Syahid karena mempertahankan keimanan dan agama yang di ajarkan Nabi Musa AS.

Beliau di bunuh dengan keji oleh Fir'aun laknatullah bersama anak-anaknya, yang mana suami Masyitoh lebih dulu di bunuh Fir'aun.

Masyitoh adalah wanita shaleha, ia hidup bersama suami dan anak-anaknya di lingkungan kerajaan Fir'aun.

Di dalam kerajaan Masyitoh bertugas merawat putri kesayangan fir'aun, sedangkan suami Masyitoh, Hazaqil menjadi orang kepercayaan Fir'aun.

Namun meski mereka hidup di dalam kerajaan Fir'aun, Siti Masyitoh dan suami ternyata sama sekali tidak mengakui fir'aun sebagai tuhan justru mereka mengimani dengan kuat ajaran yang di bawa oleh Nabi Musa AS.

Di dalam kerajaan fir'aun tidak hanya Masyitoh dan suaminya saja yang mengimani Allah Swt  satu-satunya tuhan yang wajib di sembah,  namun istri fir'aun Siti Asiyah pun mengimani dengan penuh keyakinan ajaran Nabi Musa AS.

Namun demi keselamatan, mereka menyembunyikan rapat-rapat keimanannya dalam hati mereka agar tidak di ketahui Fir'aun dan bala tentaranya.

Pada suatu hari fir'aun menjatuhi hukuman mati kepada alhi sihir karena dia sudah mengimani Nabi Musa As.

Lantas hukuman mati itupun di tentang keras oleh suami Siti Masyitoh, yang akhirnya membuat Fir'aun curiga terhadap Hazaqil.

Setelah Fir'aun tau Hazaqil mengikuti ajaran Nabi Musa AS dan menyembah Allah Swt, sang laknatullah itupun menjatuhi hukuman mati kepada suami Masyitoh.

Ia di siksa dengan dahsyat tangan dan kakinya di ikat pada pohon kurma tubuhnya menjadi sasaran tombak dan anak panah tentara fir'aun.

Mendapati jasad suaminya yang begitu mengenaskan membuat hati Masyitoh hancur namun dengan keimanan yang begitu kuat membuat Siti Masyitoh tetap bersabar atas ujian yang di berikan Allah Swt kepadanya.

Namun nasibnya tidak jauh berbeda dengan sang suami, keislamannya di ketahui fir'aun gara-gara sisirnya jatuh kelantai.

Saat itu Siti Masyitoh sedang menyisiri rambut putri fir'aun, tiba-tiba sisir itupun jatuh kelantai,namun saat hendak mengambil kembali sisir itu Masyitoh reflek mengucap Bismillah yang mana kalimat itu terdengar aneh di telinga anak fir'aun.

Anak fir'aun pun bertanya, apakah kalimat yang kamu maksud adalah ayahku?

Tidak, kalimat itu di tujukan kepada Rab-ku, Rab-kamu dan Rab Ayahmu yaitu Allah Swt, jawab Masyitoh.

Mendengar pernyataan itu, sang putri laknatullah itupun langsung mengancam akan melaporkan kepada ayahnya, namun dengan keimanan yang kuat membuat Masyitoh tidak sedikitpun takut terhadap ancaman tersebut.

Kejadian itupun langsung di laporkan kepada fir'aun dan memanggil Masyitoh untuk menanyakan kalimat apa yang sudah di ucapkan di hadapan putrinya.

Namun di hadapan sang raja bengis itupun lagi-lagi Masyitoh memantapkan perkataan dan keyakinannya kepada Allah Swt tanpa sedikitpun ketakutan dan keraguan.

Hal itupun membuat fir'aun murka dan menyuruh pengawalnya menyiapkan kuali besar dan minyak panas untuk menyiksa dan menggoreng hidup-hidup Masyitoh bersama anak-anaknya.

Pemandangan penyiksaan yang mengerikan dari raja dzalim itu di pertontonkan kemasyarakat sekaligus sebagai ancaman bagi siapa saja yang tidak tunduk dan mengikuti ajaran Nabi Musa AS akan bernasib sama seperti Siti Masyitoh dan anak-anaknya.

Sebelum hukuman dan penyiksaan itu di lakukan, sesekali fir'aun memberikan pilihan untuk meninggalkan ajaran Nabi Musa AS dan mengakui fir'aun sebagai tuhan.

Namun karena iman yang sudah begitu kuat dalam dirinya tidak membuat gentar dan goyah keimanannya meskipun di hadapannya sudah bergejolak minyak yang sangat panas yang akan menggoreng hidup-hidup dirinya beserta kedua anaknya.

Melihat Masyitoh tetap teguh dengan pendiriannya, fir'aun menyuruh pengawalnya untuk melempar anak masyitoh kedalam minyak mendidih.

Setelah anak pertama Masyitoh di lempar kedalam tembaga, anak Masyitoh yang masih bayipun tidak luput dari ancaman sang raja kafir tersebut.

Ibu mana yang tega melihat sang buah hatinya meregang nyawa dengan cara yang keji seperti itu, saat anak bayinya akan di rampas dari tangannya dan akan di lempar kedalam minyak mendidih Siti Masyitoh sempat ragu, namun Allah Swt hadir dan menguatkan kembali keimanan dalam hatinya.

Anaknya yang masih bayi itupun tiba-tiba bisa berbicara kepada ibundanya:

'Jangan takut wahai ibuku kematian kita akan mendapatkan ganjaran dari Allah Swt, pintu-pintu Syurga sudah terbuka menanti kedatangan kita.'

Dari riwayat lain menyebutkan, atas kuasa Allah Swt sang bayi berbica menguatkan hati ibundanya:

Sabarlah wahai ibuku, sesungguhnya kita dalam pihak yang benar, wahai ibuku masuklah, karena sesungguhnya siksa dunia lebih ringan daripada siksa akhirat. ( HR Ahmad ).

Mendengar perkataan dari bayinya membuat Masyitoh tidak memiliki keraguan lagi ia semakin bertambah kuat keimananya.

Merasa semakin di permalukan oleh Masyitoh, kemarahan fir'aun semakin menjadi-jadi dan langsung menyuruh pengawalnya melempar ibu dan anak tersebut kedalam didihan minyak panas.

Seteleah keduanya masuk kedalam minyak panas, tercium aroma wangi yang begitu kuat dan itulah janji Allah Swt memuliakan hambanya yang tetap mengokohkan keimananya meskipun nyawa yang menjadi taruhannya.

Tulang-belulang ibu dan anak tersbut di makamkan di suatu tempat dan aroma wangi dari makam itu sampai tercium Rasulullah Saw ketika beliau Isra Mi'raj.

Wallahu A'lam Bishawab

Wassalamualaikum wr wb. 

     

 


No comments: